Bab 177 Vienna Murka
Ekspresi Reza langsung berubah.
Mengapa Ardelia menolak menemuinya?
Apa yang gadis itu pikirkan?
Reza adalah kakak kandungnya!
"Tolong biarkan aku ke atas! Dia hanya sedang merajuk, aku ini kakaknya!" teriak Reza.
Resepsionis itu menjawab, "Maaf, mau ayah kandungnya sekalipun, kamu tetap nggak bisa naik tanpa seizin Bu Ardelia."
Reza mencoba bergegas menuju lift, tetapi dihentikan oleh satpam.
"Pak, kalau kamu mencoba memaksa masuk lagi, kami akan memanggil polisi!" kata si satpam dengan kasar.
Reza menggertakkan giginya. Sial, jika dia tidak bisa naik, setidaknya dia bisa menunggu Ardelia turun ke sini!
Reza menunggu di pintu masuk perusahaan.
Pada pukul 3 sore, Ardelia hendak keluar untuk memeriksa proyek ketika Reza melihatnya dan segera menghentikannya.
"Ardelia." Reza memaksakan senyum.
Ardelia meliriknya dengan acuh tak acuh. "Mau apa kamu?"
"Ardelia, aku agak terlalu keras sebelumnya, tapi aku kecewa padamu. Bagiku, kamulah satu-satunya adikku. Ini hadiah yang kusiapkan untukmu.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda