Bab 1123
"Belajar itu nggak ada habisnya, Kak! Kalau kamu nggak bisa, kamu bisa belajar. Jadilah muridku, aku bakal menerimamu sebagai murid terakhir dan mengajarimu langsung." kata Michael sambil mengedipkan mata dan menyenggol bahunya.
"Michael, aku rasa ada sesuatu yang nggak beres." ujar Steven sambil merapikan dasinya dengan gelisah.
"Aku juga nggak nyaman. Cuma lihat wajah si munafik saja, rasanya bikin mual." jawab Michael sambil berpura-pura muntah.
"Bukan itu ... aku merasa sesuatu yang besar bakal terjadi."
Sorot mata Steven tampak gelap dan penuh kekhawatiran. Dia tidak bisa menjelaskannya, tetapi perasaan tidak enak itu terus menghantui.
'Clarine, juara itu bukan yang utama.'
Yang paling penting itu kamu kembali ke sisiku dengan selamat.'
"Kak, si Hendy terus mendekati keluarga Tanuwijaya. Aku lihat Pak Rafael sampai luluh karena sikapnya."
Cindy menatap dengan wajah cemas dan berbisik pada Harsa, "Rafael nggak mungkin benar-benar mau menikahkan Hendy sama anak perempuan keluarga Ta

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda