Bab 89
Yudi tiba-tiba bangkit dan memukul meja. Meja kayu itu mengeluarkan suara berat yang membuat cangkir-cangkir di atasnya bergetar.
"Vina! Jangan terlalu sombong! Kami ini pamanmu!"
"Paman?" Vina tertawa dingin. "Paman yang menggelapkan dana perusahaan dan menjebak keponakannya sendiri?"
Dia menekan alat komunikasi di atas meja.
"Satpam, masuk. Bawa mereka bertiga, tahan diam-diam, awasi ketat. Dilarang ada kontak dengan dunia luar. Sekalian beri tahu Departemen Hukum, bersiap untuk menggugat."
Pintu ruang rapat langsung didorong keras. Enam satpam berseragam masuk berbaris, mengelilingi tiga pria paruh baya itu.
Wajah Yudi, Rian dan Tomi seketika pucat pasi. Mereka tak pernah menyangka, tiga rubah tua seperti mereka bisa kalah di tangan seorang gadis muda.
"Apa yang kalian lakukan! Lepaskan aku!"
Yudi berjuang, tetapi tangan satpam yang mencengkeram lengannya seperti penjepit besi.
Ketika Rian dibawa keluar, dia tiba-tiba menoleh dan berteriak, "Vina! Kamu pikir ini sudah selesai? Tungg

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda