Bab 12
Saat mengetahui telepon Kirana tidak bisa dihubungi, Harvey menggerakkan semua koneksi yang dia punya. Hampir seluruh kota dia bongkar, tapi tetap tidak menemukan jejak Kirana.
Matanya dipenuhi kelelahan dan cemas. Setiap pencarian yang gagal seperti pisau yang menusuk jantungnya.
Farhan, Monica, dan George sama gelisahnya. Mereka siang malam menunggu di samping telepon, berharap ada kabar mengenai Kirana.
Monica menangis setiap hari, menyalahkan diri sendiri. "Semuanya salah kita. Kita yang membuat Kirana pergi. Kalau saja kita lebih cepat tahu kelakuan jahat Grace dan sedikit lebih baik sama Kirana, dia pasti nggak akan meninggalkan kita."
Farhan pun tampak penuh penyesalan. Punggungnya seolah lebih bungkuk dalam semalam. Sosok yang dulu penuh wibawa sudah menghilang, yang tersisa hanyalah seorang ayah rapuh yang khawatir pada putrinya.
George seperti orang hilang arah. mencari ke mana-mana, menanyakan pada siapa pun apakah mereka melihat Kirana, tapi selalu mendapat jawaban mengecew

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda