Bab 2316
Begitu kata-kata itu terucap, Guru Negara tiba-tiba mengangkat pandangannya. Senyum tipis menghiasi wajahnya, setengah geli, setengah tajam.
Di tangannya, entah sejak kapan, muncul sebuah pil obat. "Kamu mau pakai ini untuk menyembuhkan lukaku?" tanyanya.
Saka tertawa kecil. Pil itu memang pil yang sebelumnya diminta oleh Davina darinya.
"Kalau iya, lebih baik jangan buang-buang tenaga," ujar Guru Negara sambil melontarkan pil itu kembali padanya.
"Pil ini cukup ampuh untuk para master ilahi, tapi untukku, nggak ada gunanya," lanjutnya.
Saka menangkap pil itu dengan tenang, lalu menatapnya serius. "Aku punya resep pil yang lebih baik. Biarkan aku mencobanya," balasnya.
Guru Negara memandangnya, senyumnya makin lebar, lalu dia perlahan membuka lengan bajunya. Kulitnya putih bak giok, tetapi di sana ada bekas telapak tangan berwarna kebiruan yang mencolok.
Di sepanjang lengannya, masih ada bekas luka lain. Namun, Saka tak berani melihat lebih jauh.
Ya, bagaimanapun, ada batas antara pria

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda