Bab 2748
"Seekor kuda tua masih punya ambisi untuk bisa berlari sejauh seribu mil!"
"Walaupun aku sudah tua, Guru Negara dan muridnya itu terlalu suka pamer dan mencari masalah. Guru Negara, Saka! Aku masih bisa menunggu sampai mereka tewas!"
Di tengah pemandangan musim semi di taman, pria tua itu mengangkat tinjunya untuk mengekspresikan amarah dan keterkejutannya. Dia bahkan ingin berteriak ke langit.
Diiringi dengan suara mencicit pelan.
Pintunya didorong sampai terbuka.
Saka melangkah masuk seraya menatap pria tua itu dan bertanya, "Siapa yang kamu kutuk untuk tewas?"
Pria tua ini masih liar sama seperti saat dia masih muda. Dia bersikap enggan dan kesal. Pria tua itu tidak percaya bahwa dia tidak akan berhasil. Akan tetapi, saat dia melihat ekspresi wajah Saka yang main-main, pria itu mulai menyadari bahwa dirinya terlalu liar.
Ada keheningan panjang di tengah udara yang sunyi.
Saka kembali bertanya, "Tetua Agung, kamu sedang mengutuk guru atau orang lain yang ada di dalam diriku? Katakan.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda