Bab 11
Nada bicara Pak Agam makin cepat.
Masih ada yang ingin disampaikan Pak Agam, tetapi tiba-tiba ada orang yang menyelanya.
"Nona, kenapa kamu lari ke sini?"
"Jangan keluyuran sembarangan di malam hari, desa ini nggak aman."
"Aku dan cucuku sudah menunggumu pulang untuk makan bersama ... "
Sambil berbicara, Nenek Tari maju untuk menyeretku.
Pak Agam mulai berpura-pura bodoh sambil bergumam.
"Aku sudah tua dan nggak berguna ... "
"Aku bahkan sudah lupa menaruh barang di mana ... "
Setelah berkata demikian, Pak Agam berbalik dan masuk ke dalam rumah. Tenaga Nenek Tari sangat kuat. Dia terus menyeretku sampai ke rumahnya.
"Apa yang diberikan oleh kakek tua itu padamu?"
Nenek Tari ingin melihat barang pemberian Pak Agam yang ada di dalam tas ransel.
Aku menyembunyikannya di belakang tubuhku dan tidak memperlihatkannya padanya. "Nggak ada."
Nenek Tari melirikku lagi. Bola matanya yang keruh berputar.
Aku merasa curiga. Namun, demi rencanaku berhasil, aku tidak bertanya apa pun padanya.
Sesampa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda