Bab 142
Saat makan di kantin.
Rosie menarik Samuel ke meja di sudut.
Rekan-rekan yang melihatnya sudah tak asing dengan pemandangan ini, seolah-olah mereka berdua sudah berpacaran.
Carlo yang berjalan di depan mengerutkan alis begitu melihat dua orang yang berperilaku mencurigakan di belakangnya.
Apa urusan yang harus disembunyikan darinya?
Carlo kesal, tetapi tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya duduk sendirian dan makan.
Kebetulan, Tina duduk di hadapannya.
"Neng, kamu mau menyerahkan Bos lagi begitu saja?" Samuel memberi isyarat mata.
Rosie menengok ke arah Carlo, yang membalasnya dengan tatapan tak jelas.
Dia malas peduli. Prioritasnya sekarang adalah menyelidiki satu hal.
"Sudah kuselidiki, saat aku mabuk waktu itu, sopir sudah sampai. Kenapa aku malah naik mobil Carlo?"
Ekspresi Samuel menjadi panik. Dia melemparkan tatapan minta tolong pada Carlo.
Carlo tampak bingung, seperti sedang bertanya, apa masalahnya?
Rosie diam-diam menendang Samuel, memaksanya menatap dirinya.
"Jangan lihat dia

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda