Bab 165
Pesta akan segera dimulai, dan mereka pun berangsur-angsur berjalan keluar.
Kakek Jurio masih mengobrol dengan Carlo.
Sementara itu, Profesor Heristo dan Rosie mengikuti di belakang, berbincang sambil tertawa kecil.
Duduk dari tempat yang tidak jauh, Monica menatap Rosie dengan ekspresi terkejut.
Profesor Heristo terkenal pendiam, tidak suka keramaian, bahkan kadang bertemu orang yang dikenal pun belum tentu menyapa.
Banyak orang yang ingin menjadi asisten pribadinya.
Kabarnya, sang profesor hanya punya dua murid yang bekerja bersamanya dalam proyek teknologi.
Satu adalah si genius Fajaro, yang hampir tinggal di laboratorium setiap hari.
Satu lagi, tidak ada yang tahu siapa.
Bisa mengobrol dengan profesor Heristo saja sudah langka.
Lalu, siapa sebenarnya Rosie ini?
Kenapa begitu banyak orang berputar di sekeliling wanita itu?
Kakek Jurio mempersilakan mereka duduk di meja bundar utama nomor satu.
Monica menggenggam mantel di atas pahanya erat-erat.
Rosie bisa duduk di meja utama, bahka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda