Bab 188
"Carlo ...."
"Mmm ...."
Carlo tidak bisa berhenti.
Setelah mendengar suaranya yang tulus, Carlo tidak bisa menahan diri.
Raut wajahnya memerah, Carlo pun mencium lehernya, napasnya yang hangat menyapu telinga Rosie.
Rosie mengerang pelan.
"Carlo, jangan ...."
"..."
Tidak lanjut dan tidak mundur, rasanya benar-benar tidak enak.
Tidak baik membiarkan keadaan memanas saat ini.
Carlo mencubit pipinya. Setelah beberapa saat, Carlo menariknya berdiri, dengan hati-hati membantunya merapikan pakaiannya.
Rosie menunduk dan melihat tonjolan besarnya.
Rosie segera bangkit lalu segera meluruskan tubuhnya.
Carlo tertawa.
Carlo pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahnya dengan air dingin, baru setelah itu mereka berdua keluar.
"Selamat pagi."
Saat melangkah keluar, mereka bertemu Jessy dan Julian, yang keluar dari kamar sebelah.
"Selamat pagi."
Mereka saling menyapa dan menuju lift.
Di lantai bawah, para pelayan membawakan sarapan.
Kakek Yudhi dan Jackson, beserta yang lainnya, juga telah berkumpul.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda