Bab 204
"Aku harus benar-benar memohonkan berkah untukmu dan Carlo. Lihat Jessy itu, sudah dua tahun menikah, tapi belum juga memberi keluarga ini seorang anak."
Irene menggandeng tangan Rosie menuju Kuil Rupa Mulia, sepanjang jalan terus mengulang kata punya anak ....
Rosie menahan bibirnya rapat-rapat, sesekali melirik ke arah Carlo dengan tatapan minta tolong.
Carlo sedang memegang Kakek Yudhi, keduanya sedang berbincang. Saat pandangannya bertemu dengan Rosie, dia hanya tersenyum dengan tatapan urus sendiri.
"Ibu, aku dan Carlo belum berencana punya anak," bisiknya, wajahnya memerah.
Keduanya mencari tempat untuk duduk. Rosie mengetuk pahanya perlahan, sesekali memijatnya dengan lembut.
Tadi malam, saat dia mengangkat kakinya ke bahunya, Rosie tahu dia akan mendapat masalah.
Untunglah, kamar itu kedap suara ....
Pagi ini, pahanya pegal sampai hampir mati. Sekarang harus mendaki gunung menuju kuil, benar-benar tak sanggup menahannya.
Kakinya bahkan masih gemetar.
Irene tersenyum. "Aku nggak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda