Bab 258
"..."
"Aku nggak peduli mau menghasilkan uang atau nggak, yang penting istriku bahagia. Tentu saja akan lebih baik kalau aku bisa melakukan keduanya di saat yang bersamaan."
Rosie berkomentar, "Pintar bicara."
"Kamu sudah tahu jelas aku ini pintar bicara atau nggak." Carlo tersenyum sinis.
Rosie terlalu malas untuk berbicara dengannya.
Pria ini terlihat semakin menjijikkan.
Mobil diparkir di depan vila.
Carlo keluar dulu, lalu mengulurkan tangan ke dalam mobil. Rosie meraih telapak tangan pria itu dan perlahan ditarik keluar.
Saat itu dia merasa Carlo memiliki aura yang luar biasa dan anggun.
Mungkin seorang pria berkepribadian mulia, berbudi luhur dan sopan adalah penjelasan terbaik untuk pria di hadapannya.
Bahkan setelah keluar dari mobil, tatapan Rosie tetap terpaku pada pria itu seolah ingin melahapnya. Sikap posesif terkutuk itu tiba-tiba muncul kembali.
Tatapan Rosie terus terpaku padanya, tidak mampu mengalihkan pandangan.
Seolah orang itu telah menyihir Rosie dan tidak bisa hi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda