Bab 35
"Aku ... mau ...." Mata Carlo dipenuhi nafsu. Kedua tangannya mengusap pinggang Rosie dengan tenaga yang tidak terlalu keras maupun lembut.
Rosie merinding. Tangannya mengepal erat.
Belum sepenuhnya lepas dari ciuman tadi, Carlo bahkan sudah mengajukan permintaan kedua.
"Boleh nggak ...." Suara Carlo terdengar sangat mendesak, juga serak dan berat.
Tepat ketika Rosie hendak menolak, ponsel Carlo berdering.
Carlo menghela napas. Keningnya menekan kening Rosie dengan lebih kuat.
Sorot matanya yang suram dipenuhi aura membunuh.
Rosie ketakutan sampai tidak berani menatapnya.
Dengan bibir gemetar, Carlo mengecup bibir Rosie. "Maaf sudah menakutimu ...."
Suara ponsel berhenti. Jantung Rosie serasa akan melompat keluar.
Carlo perlahan melepaskan Rosie. Ponselnya kembali berdering. Carlo berbalik dan berjalan keluar.
Rosie menghela napas lega, lalu buru-buru merapikan pakaiannya yang berantakan.
"Katakan."
Nada bicara Carlo di telepon terdengar tidak senang, seolah-olah kesal karena diganggu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda