Bab 86
"Padahal malam sebelumnya dia bilang akan libur dua hari. Apakah kemarin kamu memancing emosinya lagi? Kami dipaksa lembur lagi."
Wajah Rosie Sinaga memerah seketika.
Kemarin Rosie menciumnya.
Jangan-jangan Carlo benar-benar menyukainya?
Dia semula mengira karena mereka sudah memiliki buku nikah, Carlo mau tak mau harus memperhatikannya.
Tidak, tidak begitu.
Bagaimana mungkin Carlo menyukainya?
Mereka jarang bertemu, bagaimana bisa membicarakan soal perasaan suka atau tidak?
"Apakah dia bilang sesuatu?"
"Nggak."
Samuel Damanik melirik ponselnya. "Baiklah, aku nggak menemanimu lagi. Mobilku sudah datang. Nikmatilah sendiri waktumu. Aku harus kembali bekerja keras lagi.
Samuel turun dari mobil, lalu bergegas berlari menuju luar kompleks.
Rosie menekapkan bibir, memandangi interior mobil.
Ternyata semalam dia pergi dengan terburu-buru karena ingin membenahi mobil ini.
Tapi ....
Bagaimana Carlo bisa menyukainya ....
Dia menggigit bibirnya, lalu mengirim pesan padanya.
[Terima kasih, aku sa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda