Bab 97
Ingin sekali Rosie lari.
Beberapa waktu ini dia tidak pulang, sampai-sampai dia lupa harus mengetuk pintu, benar-benar lupa akan keberadaan pria itu.
Sebaliknya, dia malah tanpa sungkan, jelas-jelas tahu ada orang di rumah, tapi tidak juga ke kamar mandi untuk berganti baju.
Carlo menumpukan kedua tangan di pintu, mengurung Rosie dengan rapat di hadapannya.
"Sudah makan bersih habis-habisan, apa lagi yang perlu ditutupi? Hhm?"
Dia meraih tubuhnya ke dalam pelukan, bibirnya terangkat dengan pesona nakal.
"Eh ...."
Rosie menahan dengan kedua tangan di antara mereka, kepalanya menunduk, tak berani menatapnya.
Saat ini bahkan napasnya pun terasa kacau.
Suara parau yang pecah, seperti racun meresap ke gendang telinganya.
"Mau nggak mau ...."
Rosie menggeleng.
"Waktu nggak cukup, aku harus ganti baju ...."
Nada suara Carlo mengandung kemesraan, parau, penuh pengekangan, "Nggak usah buru-buru ...."
"Kamu bikin sakit, lepaskan aku ...."
Rosie berusaha mendorongnya, tetapi sama sekali tak berge

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda