Bab 103
Raut wajah Siena sedikit berubah.
Dia menatap Valen dengan terkejut.
Sedangkan Valen menatapnya sambil tersenyum.
Sama sekali tidak ada kepura-puraan di balik sikapnya yang tenang dan bangga.
Nico menoleh, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Nona Siena, apakah kamu nggak lihat tanda tangannya dengan jelas? Lukisan yang bisa dipajang di galeri Keluarga Sandara semuanya adalah mahakarya. Nona Siena, kamu nggak perlu memaksakan dirimu untuk pura-pura berasal dari keluarga terpelajar, agar nggak mempermalukan dirimu sendiri."
Siapa yang tidak bisa memahami ucapan ini?
Ini sama saja seperti mengatakan jika Siena sedang melakukan penipuan.
Dia mengambil kehormatan lukisan ibu Valen untuk dirinya sendiri!
Valen juga memahami maksud ucapan Nico.
Maksud pria itu adalah sikap munafik Siena sedang bekerja.
Dia ....
Sangat menyetujui ucapan pria ini.
Valen tidak mengatakannya secara terang-terangan, melainkan berkata dengan lembut, "Ini adalah lukisan pertama yang dijual ibuku sebelum perg

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda