Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 189

Meskipun Nico mengatakannya sambil tersenyum. Namun, rasa meremehkan di dalamnya tidak tertutupi, membuat orang yang mendengarnya jadi tidak nyaman. Sikap yang menyudutkan dan tajam itu, sama sekali tak ada tempat bersembunyi. Bahkan para pengamat sekalipun tak bisa menahan diri untuk bertanya-tanya, apakah ini tidak terlalu berlebihan? Valen melirik Nico. Dia tahu sebagian alasan Nico mau membela dirinya adalah karena Nico pernah menyaksikan bagaimana Grup Feran mengabaikan dirinya. Valen hanya mengangkat cangkir, lalu menyeruput. Bibirnya melengkung dengan anggun hanya membungkam. Lucas justru dengan penuh minat mengamati seluruh ruangan. Sekilas dia melihat ke arah Ricky, mendapati bahwa Ricky sama sekali tak merasa terkait, malah sedang membalas pesan kerja di ponselnya. Ricky sama sekali tidak peduli apakah Siena kehilangan muka atau tidak. Lucas lalu kembali menoleh ke arah Valen. Valen menoleh dan berbicara dengan Ricky. Entah apa yang dikatakannya, Ricky hanya tersenyum tipis.

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.