Bab 123
Isak tangisnya.
Penyesalannya.
Keengganannya untuk melepaskan.
Malam ini, dia bukan lagi pria tampan yang matang dan penuh semangat. Bukan lagi sang presdir yang dominan, bukan lagi tuan muda yang berkarakter keras. Dia hanya seorang pemuda yang telah mengingkari janji dan kehilangan gadis yang dia cintai.
Betapa inginnya dia kembali ke masa lalu, betapa inginnya dia jika waktu bisa berbalik. Betapa inginnya dia mengeluarkan hatinya agar dia bisa meyakinkan Shania bahwa dia tidak akan pernah membuat kesalahan lagi ... tapi akhirnya dia mengerti, mereka tidak bisa kembali bersama.
Malam itu sangat panjang, begitu panjang hingga membuatnya mengenang banyak hal tentang mereka.
Dia teringat pertama kalinya dia melihat Shania. Gadis itu mengenakan seragam sekolah, rambutnya diikat tinggi, lehernya panjang dan ramping, wajah kecilnya yang bercahaya dan mulus, seperti angsa yang angkuh dan cantik. Saat gadis itu melirik ke arahnya, dadanya seperti dihantam sesuatu, perasaan jatuh cinta itu da

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda