Bab 245
"Janji, ya."
Shania mencium aroma tubuh pria itu yang menyegarkan.
Deg! Deg!
Jantung Shania berdebar keras.
Xander menatap wajahnya yang hendak memalingkan diri karena cemas,. Pria itu mengulurkan tangan untuk menarik wajahnya ke arahnya. Tubuh pria itu yang tinggi besar membungkuk hingga sejajar dengan pandangannya. Suara pria itu terdengar dekat dan menggoda. "Jangan mencoba melarikan diri. Aku akan terus mengawasimu."
Shania tidak fokus mendengar perkataan Xander.
Yang terdengar oleh Shania hanyalah detak jantungnya sendiri.
Pandangan matanya tertuju pada bibir Xander ... Bibir pria itu membuatnya menelan ludah.
Ketika menyadari dirinya memikirkan hal yang macam-macam, wajah Shania langsung merona merah.
Tatapan Xander makin dalam, telapak tangannya mengusap kepala Shania. Kemudian, perlahan pria itu mendekat. Napas pria itu yang segar dan hangat terasa di bibirnya ...
"Pak Xander!"
Shania buru-buru memanggilnya, menarik tangannya, lalu menatapnya dengan sepasang mata yang masih ter

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda