Bab 261
Seolah ada ikatan batin, Xander juga menoleh padanya.
Tatapan mereka bertemu.
Seperti ada arus listrik halus yang mengalir di antara mereka, Shania tersentak lembut, sampai-sampai lupa untuk mengalihkan pandangannya.
Xander tersenyum sedikit, seolah tahu persis apa yang sedang dipikirkan Shania saat ini. Dia menepuk pelan bagian belakang kepala Shania dua kali, seperti sedang menenangkan anak kecil yang tersesat dan ketakutan.
Meski tanpa sepatah kata pun terucap, hati Shania terasa hangat dan penuh rasa aman seperti tengah berlindung dalam rumah kaca yang hangat dan indah di tengah badai hujan. Dia duduk di sana, menghangatkan diri di dekat api, memandang hujan yang menggila di luar dan tak lagi merasa takut. Malah terasa seperti berada dalam dongeng, padahal dia sendiri jelas-jelas tak percaya pada dongeng.
Shania kembali menoleh ke depan.
Di seberang sana, Yulia menatap mereka berdua. Entah teringat apa, wajahnya menyiratkan kesedihan namun juga sedikit kelegaan. "Laki-laki memang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda