Bab 266
Saat dia masih mencoba menggunakan penyakit mental untuk menghindari hukuman, dari Kota Awani datanglah bukti pemalsuan, dokter dan polisi yang telah disuap mengakui segalanya.
Bukti demi bukti semakin menggunung, Qiara tidak mampu menyangkal sedikit pun.
Martin pun tidak punya jalan keluar.
Di dalam kantor polisi, dari dua ruangan yang berbeda, dua rombongan orang keluar dan bertemu di lorong. Xander berpapasan dengan Martin.
Xander lebih dulu melangkah maju.
"Pak Martin, kamu nggak apa-apa? Aku bisa mengerti, jadi kakak laki-laki memang nggak mudah," ucapnya penuh simpati, seolah-olah dia benar-benar mengerti. "Tapi, ke depannya, nggak perlu lagi repot-repot membersihkan kekacauan adikmu. Cukup kunjungi dia saat hari raya saja."
Martin terkejut.
Wajahnya menjadi pucat pasi.
"Turut berduka." Xander menepuk bahunya seperti seorang sahabat lama, lalu pergi bersama Shania dan yang lainnya.
...
Pukul 12 siang.
Xander dan rombongannya keluar dari kantor polisi.
Yulia akhirnya mendapatkan k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda