Bab 276
Dia berkata pada manajer restoran yang belum pergi, "Ganti ruang VIP."
Manajer restoran itu menjawab, "Baik, bisa saja."
Xander langsung keluar.
Saat berbalik, dia menyentuh pinggang Shania, mendorongnya ikut keluar bersama.
Setelah meluapkan amarah dan menutup telepon, Sigit berjalan mendekat sambil memadamkan rokoknya. Nada kasarnya saat menelepon seketika berubah jadi ramah. Dia menyapa dengan ceria, "Kalau tahu Shania juga datang, aku nggak akan merokok. Ganti, ganti, masa adikku harus cium asap rokok."
Mereka pindah ruang VIP.
Tiga orang itu duduk dan memesan makanan.
Baru mengobrol sebentar, Sigit mulai membicarakan masalah Qiara.
Xander menjelaskan sepintas. "Kamu ke Kota Awani cuma buat dengar gosip?"
Sigit tersenyum penuh arti. "Setengah benar. Aku ke sini bukan cuma buat dengar gosip, tapi juga buat bawa gosip."
Xander menggeleng heran. "Kamu ini kayaknya mau masuk perkumpulan ibu-ibu."
Sigit terdiam.
Dia langsung merangkul pundaknya, "Xander, padahal aku tadinya mau terbang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda