Bab 297
Embusan napas hangat menyapu pipinya.
Bisikan rendah itu mengalun di telinganya.
Wajah Shania langsung merona.
Dia menutup matanya dan merasa putus asa. Kenapa orang yang seharusnya sedang sibuk menjamu klien saat jamuan makan siang, malah bisa tiba-tiba muncul di belakangnya, bersandar begitu dekat, dan membisikkan sesuatu di telinganya?
Bahkan dia sampai menguping pembicaraan teleponnya.
Benar juga, bagaimana bisa dia diam-diam mendengarkan?
Shania berbalik dengan wajah marah. "Mendengarkan pembicaraan orang lain itu nggak sopan dan nggak beretika! Sedikit pun nggak ada sikap seorang pria sejati!"
Xander menunjuk ke arah gelas di depannya dengan dagu.
Lalu berkata, "Jeffry yang menggantikan aku untuk jamuan makan, jadi aku harus mengambil air sendiri. Aku bukan sengaja menguping, itu karena kamu terlalu fokus mengobrol."
Shania membuka mulut, tetapi segera menutupnya lagi.
Dia duduk gelisah. "Ini masih jam kerja."
"Ini waktu istirahat makan siang," kata Xander tenang.
...
Waktu is

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda