Bab 309
Dia mencoba mencubitnya.
Dan terus mencoba.
Aduh!
Tak bisa dicubit!
Kenapa ototnya sekeras batu begitu?
Dia tidak berhasil mencubit pinggang pria itu, sebaliknya justru tubuhnya sendiri yang terasa seolah terimpit hingga nyaris tercekik. Telapak tangan Xander yang mulai memanas hanya membelai ringan, tapi itu sudah cukup membuat lutut Shania goyah dan gairah dalam dirinya bergetar seperti riak di permukaan danau.
Dia pun tak lagi melawan dan membiarkan dirinya tenggelam dalam hasrat pria itu.
Akhirnya, ciuman yang penuh gejolak itu perlahan berubah menjadi lembut dan menenangkan.
"Sekarang aku tahu rasanya." Suara parau pria itu terdengar di antara napas mereka yang masih terengah, tetapi bibirnya tak rela berpisah dan terus memberikan kecupan lembut. "Setelah merasakannya ... sulit untuk berhenti."
Shania tertegun.
Xander kembali mencium bibirnya.
Bahkan lidahnya ditarik dan dibawa hanyut olehnya.
Ciuman itu begitu dalam dan penuh makna. Kadang kuat membara, kadang lembut dan hangat,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda