Bab 42
Dia menahan suara batuknya.
Menutup mulut, lalu berbalik dan berlari.
Xander baru saja hendak mendorong Nayla pergi ketika mendengar suara langkah kaki berlari di belakangnya.
Lantai dek sudah dipasangi karpet, jadi saat berjalan memang tak terdengar suara apa pun. Tapi kalau berlari, setebal apa pun karpetnya, tetap akan ada suara.
Dia menoleh ke belakang.
Namun, sudah tidak ada siapa-siapa di sana.
"Xander!"
Nayla yang mabuk meraih wajahnya.
Xander menampakkan ekspresi dingin, menepis tangannya lalu melemparkannya ke sofa. "Nayla, kalau kamu terus bertingkah, aku lempar kamu ke laut."
Dia menyeka dagunya dengan punggung tangan, bagian yang hampir saja dicium oleh wanita itu.
"Aku tahu, kamu melepaskan aku karena Yudha. Tapi kalau dia menyukaiku, apa itu salahku? Kamu menyerah begitu saja, pernah nggak kamu tanya pendapatku?" Nayla berbaring di sana, bergumam pelan.
Xander duduk di seberangnya, nada suaranya datar tapi penuh makna. "Sudah berapa kali aku bilang soal ini? Kupikir kamu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda