Bab 525
Xander mengatakannya dengan sopan, tetapi sangat tegas. Setelah mendengar perkataannya itu, Mila dan Tiara merasa cemas.
Dalam kondisi ini, Shania tidak berhak berbicara.
Bahkan ketiga adik Xander pun tidak punya posisi cukup kuat untuk mengeluarkan pendapatnya. Hanya Xander, sebagai pewaris dan putra sulung Keluarga Candrika, yang memiliki posisi kuat di Keluarga Candrika, yang ucapannya mampu membuat orang bungkam.
Kalau mau jujur, mereka bungkam karena tahu bahwa kelak Xander akan memegang kekuasaan besar.
Sebenarnya, Xander bisa saja menyampaikannya dengan kasar, "Kalau mau, berlutut. Kalau nggak, pergi!" Dengan begitu, Intan juga tidak akan bisa berbuat apa-apa. Namun, Xander adalah orang yang berpendidikan, sehingga pria itu tetap menyampaikan semuanya dengan sopan dan masuk akal.
Shania berpikir, "Enak sekali ya jadi pewaris utama ... "
Suasana di tempat itu pun langsung membeku.
Mila maju untuk mencoba menengahi. Ketika dia mau berbicara, Tiara langsung menatapnya tajam. Akhirn

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda