Bab 572
Wendy tersenyum mengancam. "Diam berarti setuju. Kalau besok kamu nggak datang, jangan harap bisa tawar-menawar lagi. Kartumu akan diblokir, dan seluruh koleksimu yang memenuhi satu dinding akan dibakar habis."
Yudha terperangah dalam diam.
Pandangannya menunduk, wajahnya datar beberapa saat, lalu dia menguap dengan malas. "Sebulan ya, sebulan."
Senyum Wendy kembali hangat. "Kalau begitu, bersikaplah yang manis. Jangan bikin Ayah marah lagi."
"Apa kata-kata Kak Wendy bisa dianggap sah?"
Yudha melirik pelan ke arah Xander dengan tatapan penuh makna.
"Dianggap sah."
Xander mengangguk pelan.
Dan begitulah, keputusan tentang dikirim ke gudang pun ditetapkan.
Kali ini, Sonia melongo. "Kalian serius menyuruh Yudha ke gudang?"
Dia membatin, "Gudang?"
"Apa kalian serius?"
Dia langsung menoleh tajam ke arah Simon.
Simon gelagapan karena tatapannya dan berdeham. "Eh ... sebenarnya tadi Ayah cuma bercanda. Ayah pikir ... "
"Ayah, tolong jangan plin-plan."
Xander menyela dengan tenang.
Simon meras

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda