Bab 590
Xander tidak segera menjawab pertanyaannya.
Sudut bibirnya sedikit terangkat, membentuk senyuman.
Dia memperlambat laju mobilnya dan menepi di bawah naungan sebuah pohon. Kemudian, dia membalikkan badannya dan mulai membohongi ... ah, bukan, menasihati Shania.
Pria itu mengangkat tangannya dan meratakan dahi Shania yang berkerut, kemudian berkata dengan lembut, "Jangan cemberut."
"Jangan terlalu pesimis saat memikirkan sesuatu, yang ada nantinya malah terjebak dalam kebuntuan dan mengkhawatirkan hal yang nggak perlu."
"Masalah yang kamu pikirkan itu, kamu anggap saja sebagai hambatan yang harus kamu hadapi."
"Kalau menghadapi rintangan, tentu saja nggak boleh mundur. Kamu harus menyerbu lebih dulu dengan tegas, rebut hak bicaranya dahulu. Kamu cukup bicara keras duluan, bilang kalau kamu yang berhak menentukan soal anak ini."
"Mau ikut marga siapa, persetujuanku memang nggak terhitung. Karena memang persetujuanmu-lah yang paling utama, baru persetujuanku. Sebagai orang tua dari anak in

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda