Bab 46
Kevin merasa bingung mengapa Pak Rafael menyebut properti miliknya sebagai milik temannya.
Selain itu, harga pasarnya jelas-jela seratus juta per bulan ...
"Propertinya banyak, jadi nggak begitu peduli soal harga. Lebih mencari orang yang berjodoh dengan tempat ini. Daripada disewakan untuk bisnis lain, digunakan untuk menyelamatkan nyawa orang jauh lebih baik."
Dreya mendengar ucapannya, lalu mengangguk sambil merenung. "Temanmu itu cukup unik juga."
Rafael hanya menatapnya dengan tenang, tidak menjawab.
Di samping, Kevin mengusap ujung hidungnya, lalu menurunkan pandangannya secara refleks.
"Kalau kamu suka, nanti aku minta dia buatkan kontrak dan langsung dikirim ke rumahmu."
"Baik, terima kasih Pak Rafael." Dreya tersenyum tipis. "Ruko ini, aku mau."
Sudut bibir Rafael terangkat, menunjukkan senyuman yang samar.
Karena sore harinya Dreya masih harus menemani Elina mencari sekolah dasar yang cocok, dia pun berpisah dengan Rafael di kedai teh.
Rafael duduk di dalam mobil, matanya men

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda