Bab 73
Jantung Dreya seketika berdetak kencang.
Suasana antara mereka berdua saat ini, bagaimanapun dilihat, terasa sangat ambigu.
"Pak Rafael ... "
Dreya menelan ludah tanpa sadar, sorot matanya sempat kacau sejenak, tetapi tetap tertangkap oleh pria di hadapannya.
"Ada bulu mata."
Tangan Rafael yang tadi mencengkeram dagunya tiba-tiba dilepaskan, lalu berpindah ke pipinya.
Jemari Rafael yang ramping dan tegas itu menyentuh kulit putihnya dengan lembut, lalu mengambil sehelai bulu mata kecil.
Dreya spontan menjauhkan diri, tetapi suasana di antara mereka justru semakin aneh.
"Penglihatan Pak Rafael ternyata sangat tajam."
Dreya berusaha terlihat tenang, bibirnya terangkat membentuk senyum tipis.
"Kenapa gugup begitu? Waktu itu, saat kita nggak sengaja berciuman, kamu nggak gugup sedikit pun ... "
"Duar!"
Kalimat itu seperti petir di siang bolong.
Seketika, pupil mata Dreya membesar.
Dia mengangkat pandangannya, menatap pria di depannya dengan tatapan tidak percaya, lalu mundur selangkah. "Ci

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda