Bab 300
Di bangsal.
Arman melihat ekspresi terkejut Lydia dan tersenyum dengan lembut sambil berkata, "Dokter Lydia, kita ngomongin ini nanti saja. Ayo, lihat kondisi kakekmu dulu."
Mengingat kakeknya, Lydia segera sadar dan menghampiri tempat tidur. Dia menatap Jaya dan bertanya, "Kakek nggak apa-apa, 'kan?"
"Haha, aku baik-baik saja. Nggak usah khawatir."
Jaya tersenyum dengan penuh kasih sayang dan terlihat sudut matanya yang keriput.
"Kakek, maafkan aku. Semua ini salahku ... "
Lydia tiba-tiba merasa bersalah dan menggenggam tangan kakeknya erat-erat.
Kalau bukan karena dia, kakek tidak akan menderita.
"Lydia, ini bukan salahmu. Bocah dari Keluarga Basion itu memang terlalu keji. Ngomong-ngomong, dia nggak nyakitin kamu, 'kan?"
"Nggak, Kek."
Lydia menggeleng dan berkata, "Arman yang nyelamatin aku."
"Dokter Arman lagi?"
Jaya mengangguk, lalu melihat ke arah Arman. "Dokter Arman, makasih telah nyelamatin Lydia. Aku sudah tua tapi ngerepotin kamu dan Pak Hadi terus."
"Kakek nggak usah sungka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda