Bab 321
"Panglima, apa itu Anda?"
Arman terkejut.
"Hehe, kelihatannya, kamu masih mengenali suaraku."
Panglima terkekeh. "Kamu hampir menghancurkan seluruh Kerajaan Parwiz."
"Eh ..."
Arman merasa agak canggung.
"Arman, kamu lama sekali angkat teleponku. Apa masalahnya sudah beres?"
tanya panglima.
"Sudah beres."
Arman menjawab.
"Baguslah."
Panglima merasa lega mendengarnya. "Arman, kalau ada masalah lagi, kamu langsung cari aku, ya. Aku sudah menggunakan segala cara demi menyembunyikan berita ini."
"Maaf, Panglima. Saya sudah merepotkan Anda."
"Hehe, tidak perlu sungkan begitu. Aku tahu kamu bukan orang yang impulsif. Gurumu memberikan Lambang Naga kepadamu, artinya dia sangat memercayaimu."
"Guru?"
Arman merasa terkejut ketika menyebutkan gurunya.
"Ya, sudah, Arman. Karena masalahmu sudah beres, aku sudahi pembicaraan ini. Sampaikan salamku ke gurumu kalau kamu bertemu dengannya."
"Baik, Panglima," jawab Arman.
Setelah menutup telepon, Arman tidak bisa menahan tawa.
Tidak menyangka, masalah i

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda