Bab 806
Mereka pun beradu pandang.
Arman memasang ekspresi datar.
Adrian tiba-tiba muncul dengan ekspresi mengerikan.
Ketika teringat dengan kejadian di pernikahannya setengah bulan yang lalu.
Teringat ketika Arman mempermalukannya di hadapan para tamu ...
Teringat ketika Adrian harus berbaring di kasur dan tidak bisa bergerak selama setengah bulan ...
Terdapat kemarahan yang membara dalam tatapan Adrian.
Adrian berjalan ke arah Arman selangkah demi selangkah.
Lalu, berkata dengan suara rendah, "Heh, bocah! Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Kenapa aku nggak boleh ada di sini?"
Arman bertanya balik dengan tenang.
Adrian menyipitkan matanya.
Berani-beraninya bocah ini bersikap seperti itu pada Adrian!
"Apa kamu tahu sedang bicara dengan siapa?"
Adrian berkata dengan suara rendah.
"Apa lukamu sudah sembuh?"
Arman tersenyum dingin sambil menatap Adrian yang ada di hadapannya.
"Heh bocah, apa kamu ingin menantangku?"
Adrian menatap Arman dengan tajam dan marah.
"Hehe. Kamu bisa memahaminya seperti

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda