Bab 863
Sepuluh menit setelah beristirahat.
Arman meninggalkan kediaman keluarga Lambardi.
Sergio mengamatinya pergi menjauh.
Duar ...
Tiba-tiba terdengar petir bergemuruh di langit.
Sergio menengadahkan kepalanya melihat langit yang gelap.
Awan hitam berkumpul dan angin kencang mulai bertiup di sekitarnya.
Sepertinya akan turun hujan besar sebentar lagi.
'Semoga Arman bisa selamat kali ini.'
Sergio berdoa dalam hatinya.
"Kak Sergio, apa Arman sudah pergi?"
Pada saat itu, sebuah suara lembut terdengar di telinganya.
Sergio memalingkan kepalanya dan melihat Welda berjalan ke pintu.
Dia memegang sebuah jimat merah di tangannya.
"Welda, apa yang kamu lakukan?"
Sergio dengan cepat menyadari jimat merah yang dipegang Welda.
"Sebenarnya ini untuk Arman, tapi ternyata dia sudah terlanjur pergi ... " jawab Welda.
Meskipun dia bersikap sangat dingin terhadap Arman saat berada di Paviliun Sembilan Arah tadi, dia tetaplah ibu tiri Arman.
Dia juga mengerti bagaimana perasaan Arman sebelumnya.
Di dalam ha

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda