Bab 909
"Ar ... Arman!"
Saiful dan empat orang lainnya menatap Arman yang berjalan perlahan-lahan dari pintu lorong sambil menyipitkan mata.
Arman tampak acuh tak acuh.
Arman melihat Welda yang saat ini terbaring di atas kasur sambil menyelimuti dirinya.
Di kedua pipi Welda terdapat dua bekas tamparan yang berwarna merah.
Pada saat ini, setelah Wilda melihat Arman, tatapan matanya yang awalnya panik pun menjadi sangat khawatir. "Arman, kenapa kamu keluar?"
"Bibi Welda, maaf ... "
Ketika melihat Welda menderita karena dirinya, mata Arman langsung memerah.
Barusan, Arman mendengar semua yang terjadi di atas dari ruangan bawah tanah.
Ketika memikirkan Welda hampir saja diperkosa oleh Saiful demi melindunginya ...
Niat membunuh yang kuat langsung terpancar dari mata Arman.
"Arman, cepat pergi, jangan pedulikan aku!"
Welda sangat gugup.
Arman terluka parah, apabila sekarang dia harus menghadapi serangan dari lima genius hebat ... Benar-benar tidak memungkinkan ...
"Nggak perlu khawatir Bibi. Aku ng

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda