Bab 920
Mata Pengawal Bayangan menegang.
Beberapa detik kemudian, kebencian terlihat jelas di dalam pupil matanya yang berwarna merah darah.
"Bocah, kamu adalah orang yang pertama berbicara dengan nada seperti ini padaku."
"Sebagai balasan. Aku akan membuatmu merasakan rasanya lebih baik mati daripada hidup."
Pengawal Bayangan berkata dengan kejam.
"Hehe. Takutnya kamu nggak bisa melakukannya."
Arman tertawa dingin. Tatapannya juga sangat dingin.
"Benarkah? Semoga ketika kamu jatuh ke tanganku, mulutmu masih bisa mengatakan hal seperti ini."
Pengawal Bayangan tersenyum dingin. Dia menjulurkan lidahnya yang merah dan menjilat bibirnya. "Tapi, kalau aku mengolah tubuhmu yang sudah menembus Alam Suci, kekuatanku pasti akan meningkat pesat, bukan?"
Arman mengerutkan keningnya.
Hati Arman terasa berat.
Bukan berarti Arman takut pada Pengawal Bayangan.
Meskipun lawannya kuat, karena sama-sama masih berada di Tahap Dasar Adiraja Suci, Arman tidak takut terhadap lawannya.
Hal yang membuat Arman khawat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda