Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 111

Lily refleks mengeringkan kedua tangannya pada celemek, lalu melangkah cepat menuju ruang tamu untuk mengambil ponselnya. Dia menekan bibir dengan jari telunjuk, memberi isyarat pada Yunia agar tetap diam, lalu pergi ke balkon untuk menjawab telepon. "Di mana?" Suara Sandy terdengar melalui telepon. Nadanya malas dan santai, tetapi agak menyiratkan keinginan untuk mengambil alih kendali. Lily memutar-mutar sehelai rambutnya dengan jari, hatinya gelisah. "Lembur." Sandy bergumam, "Hm." Keheningan begitu mencekam. Suasana pun begitu sunyi hingga Lily kira, teleponnya sudah ditutup. Dia menunduk untuk melihat layar, memastikan telepon masih tersambung. "Kalau nggak ada apa-apa lagi, aku tutup dulu." "Jam berapa kamu pulang?" Sandy kembali bicara, "Biar kujemput nanti." Menjemput? Lily tidak pernah berani membayangkan dirinya akan memperoleh perlakuan seperti ini. Dia refleks menjawab, "Apa?" "Turun setengah jam lagi." Nada suara Sandy jelas menunjukkan ketidaksabaran. Namun, Lily menjawab

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.