Bab 208
Sandy mendekat dengan santai seraya duduk di sofa seberang mereka.
"Belum sempat."
Nyonya Lidya meliriknya. "Cara bicaramu seolah-olah sangat sibuk, padahal kamu yang memintanya pulang ..."
"Nenek," potong Sandy tiba-tiba. "Bukannya Nenek menanam dua pot bunga di atap? Mau lihat ke atas?"
Kabarnya, dua pot bunga itu adalah spesies langka dari luar negeri. Karena tahu sang nenek suka, Sandy sengaja untuk menghabiskan banyak uang untuk membawanya pulang.
Awalnya, dia pikir, Nyonya Lidya akan menaruhnya di rumah tua dan merawatnya dengan hati-hati.
Siapa sangka Nyonya Lidya malah menaruhnya di sini dan melarang Lily serta Sandy menyentuhnya, membiarkannya tumbuh begitu saja.
"Aku saja sudah lupa kalau kamu nggak bilang. Sudah dua tahun, waktunya mengamati bagaimana keadaannya." Perhatian Nyonya Lidya berhasil dialihkan.
Sandy berdiri dan membantu neneknya naik ke lantai atas.
Mata Lily mengikuti gerakan mereka.
Sebenarnya, Sandy tidak perlu menghindari topik ini.
Meskipun dia keheranan, d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda