Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 235

Meskipun dimaki seperti itu, ekspresi Lily tidak begitu buruk. Karena ekspresi Sandy jauh lebih baik dari yang dia lihat. Seolah-olah orang lain sedang menunjuk hidung ke arahnya serta memarahinya. Lily memilih bungkam. Tara berdiri menjauh, mengamati dengan tenang. Takutnya, "angin" itu akan mengenainya juga. Suasana makin canggung hingga udara serasa makin tipis. Keringat dingin mengalir di dahi para petinggi itu seraya menatap penuh kebingungan ke arah Sandy. Jika marah, hukumlah sesuai keinginan. Minta pemilik toko pindah dari pusat perbelanjaan dan turunkan pangkatnya, diberi denda juga tidak masalah! Namun, mengapa orang besar ini malah diam tanpa kata? Mata cokelat tua itu menatap tajam ke arah pelaku, Lily. Petinggi itu kembali berseru, "Kenapa diam? Panggil suamimu kemari!" "Maaf, saya nggak punya suami," jawab Lily terpaksa. "Saya baru hari pertama bekerja di sini. Kalau Tuan nggak nyaman, silakan melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, biar saya tanggung biayanya." Lily hanya

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.