Bab 238
Apalagi, desainer wanita bernama Aruna Hazel.
Tampaknya, dia pun sudah sering ditindas Candra.
"Lily, kamu masih muda dan penuh semangat. Aku nggak salahkan sikapmu. Departemen Logistik sedang sibuk, bagaimana kalau aku yang bantu bawa sampel dari tangga ke atas? Cukup, 'kan?"
Ucapan Candra terdengar penuh peringatan.
Demi membungkam mulut Lily tanpa terkesan berlebihan, Candra menggantikan orang-orang Departemen Logistik untuk membantu.
Sekalipun lampu pijar menyala terang di kantornya, Candra masih bisa mengucapkan kata-kata rendahan seperti itu pada Lily.
Begitu tiba di tangga yang gelap, mungkin bukan sekadar berucap kata-kata tidak pantas didengar yang akan pria itu lakukan.
Lily menggeleng, dengan tegas menolak. "Pak Candra, Anda bukan bantu saya, tapi membantu Departemen Logistik. Saya nggak akan bantu mereka, ingin lebih kenal dengan bahan dan warna papan yang ada di toko saja."
Usai mengatakannya, Lily berbalik untuk berjalan ke ruang sampel yang tengah dibangun.
"Kamu masih m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda