Bab 318
"Aku boleh ikut?" Yunia menangkupkan tangannya, seolah memohon. "Aku mau memeluknya."
"Kalau kita pergi semua, nanti susah jelasin sama Ayah Ibu. Aku pasti pulang dua jam lagi." Dengan tergesa-gesa, Felix naik ke lantai atas, meraih sebuah amplop dan segera turun ke lantai bawah.
Yunia khawatir jika bertemu dengan Lily, ia tidak dapat menahan diri untuk menangis dan memeluk wanita itu. Karena itu, ia membiarkan kakaknya untuk pergi menggantikannya.
Kakaknya memang selalu bisa diandalkan untuk menangani sesuatu!
40 menit kemudian, ia tiba di Tirta Indah Kencana.
Pukul dua siang, setelah waktu makan siang berlalu, keheningan rumah kosong itu mulai terasa mencekam bagi Lily.
Akibat kurangnya peredam suara, kebisingan dari aktivitas tetangga, seperti suara tawa, sering terdengar jelas di dalam rumah itu.
Ia duduk di sofa, mengganti beberapa saluran televisi, tetapi semua tayangan yang ditampilkan hanya seputar perayaan tahun baru.
Ia memutuskan untuk mematikan televisi dan beranjak ke kama

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda