Bab 431
"Maafin aku, Kakak Ipar. Aku datang buat minta maaf atas nama kakakku."
Tiada angin, tiada hujan, Sachi tiba-tiba berlutut dengan penuh ketegasan.
Usai berlutut, dia menggenggam erat lengan Lily. Suaranya bergetar dan wajahnya bergelimang air mata. "Kakakku nggak seharusnya mendukung nafsu Yudha. Dia melakukan semua itu karena terlalu mencintai Kak Sandy. Kumohon Kak Lily, Maafin dia. Dia satu-satunya keluarga yang ku punya. Kalau dia ditahan, gimana aku bisa jalanin hidup?"
Sachi mencengkeram lengan kanan Lily begitu erat, seolah hidup dan matinya bergantung pada wanita itu. Lily membiarkan tubuhnya terhuyung tanpa berusaha menepis cengkeraman Sachi.
Namun, Yunia bereaksi berbeda. Dia lekas melangkah maju dan menyingkirkan tangan Sachi dengan sigap. "Ini sudah beberapa hari dari kakakmu dikurung, tapi lihat kamu? Masih hidup, utuh, dan sehat-sehat saja. Jadi, jangan berlagak seolah kamu korban, apalagi pura-pura nggak ada yang peduli sama kamu!" ketus Yunia dengan nada sarkastik.
"Kak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda