Bab 615
Hans yang pertama kali melihat Sandy turut terpaku di tempat, diam mematung.
Lily mengikuti arah pandang Hans dan matanya sontak menangkap pandangan tajam Sandy. Sorot matanya dalam, seolah-olah mampu menelan siapa pun hingga ke dasar kegelapan.
Namun, seperti biasa, ekspresi Sandy tetap datar, tidak terbaca. Dalam waktu sepersekian detik, Lily langsung memalingkan wajah, menoleh ke arah Felix. "Yuk, kita pergi."
"Ayo," sahut Felix sambil tersenyum pada Hans. "Tenang saja, aku bakal jaga dia baik-baik. Kamu sudah kerja keras beberapa hari ini, Hans. Malam nanti, aku kirim makanan buat kamu, ya."
"Iya, Kak," balas Hans kaku. Hatinya terasa ganjil.
Hana benar-benar bingung. Mengapa Lily dan Felix bisa begitu tenang, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa? Bahkan, dengan santainya menunjukkan keakraban tepat di depan mata Sandy.
Hans melirik Sandy yang berdiri diam seperti patung. Ada rasa simpati yang tiba-tiba muncul di hatinya.
Usai Lily dan Felix pergi, koridor itu hanya menyisakan Han

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda