Bab 674
Lidya memutar matanya malas. "Nggak usah repot, Nenek bisa minta antar sopir. Justru lebih baik kalau kamu nggak ikut. Nenek mau bicara empat mata sama Lily."
"Jangan jelek-jelekkan aku ya, Nek," desah Sandy, menunjukkan wajah tidak nyaman.
"Mau aku puji atau hina, Lily sudah punya penilaiannya sendiri tentang kamu." Lidya kian mencela cucunya, tidak memberi ampun. "Coba bayangkan, penjahat yang sudah tobat pun tetap punya bekas dosa. Hukuman bisa diringankan, tapi jejak kejahatannya akan menempel seumur hidup."
Wajah Sandy sontidak mengeras, tidak senang dengan sindiran pedas sang nenek.
Lidya memalingkan pandang ke arah jendela. "Eh? Loh, loh ... Gawat, nih. Lihat wajah ibumu! Masam banget. Kamu bikin dia ngamuk, ya?"
Di luar vila, Marsha baru saja turun dari mobil dan melangkah cepat dengan wajah marah.
Salim menyusul di belakangnya, berusaha menenangkannya.
Sandy berdiri kaku saat Marsha masuk dan langsung menghampirinya. Plak! Marsha menamparnya keras.
"Kamu ini memang keras kepal

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda