Bab 22
Yosfian melangkah maju satu langkah lagi, tak peduli itu karena hukum keluarga atau rasa muak terhadap Marselia, setiap ekspresi seperti ini sebelumnya jarang terlihat dari pria ini. Kini melihat orang yang selalu dirinya rindukan siang dan malam, pria ini rasanya ingin menggali hatinya sendiri untuk ditunjukkan padanya.
Namun ekspresi seperti ini hanya membuat Hestiana merasa jijik, kebencian dan rasa asing di matanya bagaikan menusuk pria itu.
"Pak Yosfian, sebaiknya jaga sikap Anda. Jika Hesti memang berniat memaafkan Anda, dia nggak akan terus menyembunyikan identitasnya. Meskipun aku nggak tahu apa yang terjadi di masa lalu, Hesti adalah orang yang sangat baik. Aku yakin Anda melakukan sesuatu yang tak termaafkan hingga sampai pada titik ini."
Cedrian tepat waktu berdiri di depan Hestiana, pandangannya dingin dan tanpa basa-basi melontarkan sindiran kepada Yosfian.
Ucapan ini membuat Yosfian gemetar, matanya memerah lebih dalam.
Dia menatap kedua orang di depannya, Cedrian melindu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda