Bab 23
Dia merebut ransel profesional dan alat pelacak dari pengawal, dan melepaskan diri dari ikatan. Seperti macan tutul kehilangan akal, dia menembus badai salju tanpa ragu ke zona yang berbahaya.
Salju dan angin menyamarkan pandangan, dan dingin menusuk tulang.
Yoga melangkah dengan susah payah di tengah salju setinggi lutut. Teriakannya tercerai-berai oleh angin. "Wilma! Wilma! Di mana kamu? Jawab aku!"
Ketakutan melingkupi hatinya seperti ular beracun.
Dia tidak berani membayangkan jika dia kehilangan gadis itu ... Pikiran itu membuatnya menggigil, lebih parah dari rasa dingin di bawah nol derajat.
Dia terus mengingat penampilan Wilma, senyumnya, tatapannya saat marah, kepergiannya yang tegas ... Setiap ekspresi membekas di hatinya.
Entah berapa lama waktu berlalu. Saat tenaga Yoga hampir habis dan kesadarannya mulai kabur, alat pelacak mengeluarkan sinyal lemah!
Dia tersentak. Menggunakan sisa tenaga terakhir untuk menerjang, dia menggali salju dengan kedua tangannya secara gila-gilaan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda