Bab 27
Suatu hari, kondisi Yoga agak membaik. Dia meminta Wilma mengambil tablet miliknya, dengan susah payah mengoperasikannya, dan menampilkan semua isi diska lepas yang berisi catatan harian Wilma yang dia temukan, semua detail pengorbanan diam-diam gadis itu yang diselidiki Yoga diam-diam, serta penyesalan dan cinta yang bergolak di hatinya, dengan terbuka dan jujur di hadapan Wilma.
Pria itu menatap Wilma, air mata mengalir dari matanya yang memerah, suara tersedak dan terputus-putus. "Wilma ... lihat ... aku bukan mesin ... aku punya hati ... Hatiku sudah lama berdetak untukmu, hanya saja aku bodoh ... tolol ... Sampai sekarang ... baru sadar ... kasih aku satu kesempatan ... walau seumur hidup ... untuk menebus ... "
Wilma diam mendengarkan, dan menatap pria yang dulu selalu tinggi hati itu kini rapuh dan menangis, potongan es terakhir di hatinya yang keras pun mulai mencair.
Namun, dia tidak langsung luluh.
Saat Yoga kembali memohon, Wilma menatapnya dengan mata tenang, mengajukan seb

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda