Bab 246
Beni menatap wajah mungil Nadira dengan lekat selama beberapa saat, lalu akhirnya berujar dengan suara rendah, "Kamu 'kan punya aku."
Rasanya ada sensasi hangat yang menjalari sekujur tubuh Nadira sehingga rasa dingin dalam hatinya langsung lenyap.
Nadira balas mengangguk, lalu melirik mantel besar beni. "Kamu mau keluar?"
"Sinar Harmoni itu cuma salah satu anak perusahaanku. Suamimu ini sangat sibuk, sebentar lagi juga aku mau dinas sebentar," jawab Beni sambil mengangkat alisnya dan melihat jam tangannya.
Hanya salah satu anak perusahaan? Jika dugaan Nadira benar, jangan bilang Beni adalah seorang raja bisnis?
Di saat Nadira sedang menatap Beni dengan bingung, pria itu langsung memeluk dan menciumnya.
"Umph! Sudah sana kerja dulu, L ... " kata Nadira sambil memperhatikan sekeliling dengan wajah yang merah padam. Untung saja ini bukan dinding kaca. Nadira pun mendorong Beni menjauh.
"Ini apa namanya? Istilahnya, sudah nggak tahan lagi." Beni menjadi makin bergairah dengan suasana roma

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda