Bab 296
Hatinya bergetar perlahan. Setelah melalui beberapa hari yang penuh dengan kematian, sepertinya ada sedikit celah terang yang muncul di antara mereka.
Mungkin tanpa kebencian, mereka masih memiliki masa depan!
Di dasar matanya, jejak air mata mulai mengalir, seakan ingin keluar begitu saja.
"Kamu makan obat dulu."
Pria itu bahkan tidak punya tenaga untuk mengangkat tangannya.
Nadira menyuapkan obat ke mulutnya, dengan suara lembut dia berkata, "Kamu demam sampai 41 derajat, kamu harus istirahat, kalau nggak bahkan berjalan saja akan menjadi masalah. Jangan terburu-buru ke kantor, soal Properti Sinar Harmoni ... "
Nadira ragu sejenak, tetapi dengan penuh rasa penyesalan bertanya, "Proyek hotel bintang lima terpaksa dihentikan, dan perusahaan-perusahaan yang menginvestasikan dana lebih dari dua ratus triliun itu mungkin akan membuat keributan. Kamu mau bagaimana?"
Pria itu menutup matanya, wajahnya merah terbakar oleh demam. Dia berkata dengan suara serak, "Nggak masalah, aku masih punya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda