Bab 532
Harsa mengerutkan kening dan maju ke depan. "Kakak nggak perlu setega ini sama perempuan, 'kan? Biar aku saja yang minum. Tambah 20 gelas juga nggak masalah."
Tatapan Beni makin dingin. "Kamu pikir kamu siapa? Waktu kamu suruh dia maju, seharusnya kamu sudah pikirkan akibatnya!"
"Pilih satu, mau proyek atau perempuan itu."
Senyum sinis terulas di bibir Beni.
Harsa menggertakkan gigi, bahunya turun perlahan.
Beni memang tidak pernah menganggapnya serius.
"Nggak apa-apa. Biar aku saja yang minum, asal Pak Beni menepati janjinya," kata Nadira dengan tegas.
Dia berjalan ke meja sampanye dan tanpa ragu mengambil gelas, lalu mulai menenggak satu per satu.
Sepuluh gelas langsung habis. Tubuh mungil Nadira mulai goyah, gaun merahnya berayun, dan daun telinganya tampak memerah.
Para pria yang ada di sana tak mampu mengalihkan pandangan. Ada yang merasa kagum, tetapi ada pula yang merasa tidak tega.
Setelah menenggak gelas kedua puluh, wajah Nadira terlihat pucat dan perempuan itu mulai batuk he

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda